Curhat Penulis: Panduan Proposal, CV, Artikel, dan Editing yang Bikin Ringan
Aku lagi duduk di pojok kafe favorit, laptop setengah ngehang, secangkir kopi susah payah mendinginkan tanganku — momen klasik seorang penulis freelance. Dari nulis proyek klien sampai ngurusin CV supaya klien percaya, semuanya pernah aku lewati. Jadi kali ini aku mau bagi-bagi pengalaman real, yang bukan hanya teori “follow template ini aja”, tapi tips yang bikin kerjaan lebih ringan dan kepala gak pusing tujuh keliling.
Proposal: bukan surat cinta, tapi juga butuh charming
Proposal seringkali bikin orang panik. Gue juga pernah: duduk, kelilipan, ketakutan tombol “kirim”. Tip pertama: buat struktur jelas — judul proyek, tujuan, ruang lingkup, timeframe, dan biaya. Simpel tapi rapi. Jangan lupa bagian “kenapa pilih gue” yang singkat dan personal. Klien nggak selalu butuh esai panjang; mereka butuh bukti kalau kita ngerti masalah mereka dan punya solusi.
Contoh kecil: daripada nulis “saya akan meningkatkan brand awareness”, lebih menarik kalau bilang “saya akan menulis 12 artikel yang dirancang untuk menaikkan traffic 20% dalam 3 bulan” — angka bikin keliatan profesional. Tambahin portofolio ringkas, bukan semuanya, cukup 3-5 contoh terbaik yang relevan. Dan terakhir, kasih opsi diskusi — jangan sok tahu semua, ajak ngobrol supaya klien merasa dilibatkan.
CV: jangan kayak daftar belanja, please
CV itu etalase. Pernah lihat CV yang panjangnya kayak novel? Yap, aku juga. Sekarang prinsipku: singkat, padat, dan visual. Mulai dengan ringkasan singkat (2-3 kalimat) tentang spesialisasimu: content writer, copywriter, atau technical writer. Terus, bagian pengalaman kerja ditulis berbasis hasil—misal “meningkatkan engagement 30% melalui strategi editorial”.
Tambahin skill yang nyata: SEO, riset keyword, CMS (WordPress), atau kemampuan editing. Kalau punya sertifikat atau kursus, tulis singkat aja. Jangan lupa link ke portfolio online; lebih meyakinkan kalau bisa lihat contoh tulisan langsung. Dan kalau mau lucu dikit: pakai foto yang ramah, bukan foto pas reuni SMA yang masih pake kacamata kucing.
Artikel: nulis itu seni, bukan copy-paste
Menulis artikel sering dianggap mudah — tinggal ketik dan jadi. Salah. Artikel yang bagus punya alur: pembuka yang menarik, isi yang informatif, dan penutup yang ajak tindakan. Saat nulis untuk klien, pahami audiensnya dulu. Untuk blog perusahaan, nada harus profesional tapi santai; untuk startup kekinian, boleh lebih santuy dan penuh emoji (asal sesuai).
Riset itu kunci. Jangan malas mengecek fakta, sumber, dan data. Gunakan subheading, bullet list, dan contoh nyata supaya pembaca nggak mengantuk. Panjang ideal? Tergantung tujuan: SEO biasanya 800-1.200 kata, sementara artikel tips bisa lebih pendek. Intinya: kualitas di atas kuantitas. Kalau mau referensi jasa penulisan yang pernah aku coba rekomendasiin, cek cemwritingservices — bukan endorse total sih, cuma pernah bantu nge-save deadline akutku, hehe.
Editing: cinta mati, tapi sakit kepala juga
Editing itu bagian terpenting tapi sering diremehkan. Setelah nulis, istirahat dulu minimal 30 menit sebelum edit. Mata fresh lebih mudah nangkep typo dan logika yang bolong. Langkah editanku: cek struktur, konsistensi gaya, grammar, lalu performa SEO (meta description, keyword, internal link).
Gunakan bantuan tools buat cek grammar, tapi jangan sepenuhnya percaya mereka. Kadang tools nggak nangkep konteks bahasa Indonesia yang santai. Minta second opinion dari teman atau editor lain kalau bisa. Dan yang paling penting: jangan terlalu kasmaran sama kata-katamu sendiri — berani potong paragraf indah yang nggak relevan. Konten harus melayani pembaca, bukan ego penulis.
Penutup: keep it light, tetap profesional
Jadi, itu curhat singkatku tentang dunia penulisan: dari proposal yang meyakinkan, CV yang gak ngebosenin, artikel yang bernyawa, sampai editing yang bikin karya layak tayang. Bekerja sebagai penulis itu campuran antara seni, strategi, dan sedikit kebiasaan ngopi di kafe. Kalau kamu baru mulai, jangan takut salah. Percaya deh, tiap proyek adalah sekolah kecil yang bikin kamu makin jago.
Kalau mau diskusi lebih lanjut atau butuh temen curhat soal projek, drop aja pesan — aku senang bantu. Asal jangan tag aku pas deadline mepet, itu biar dramanya terasa, hehe.