Curhatan Penulis: Panduan Nyaman Menulis CV, Proposal, Artikel dan Edit

Curhatan Penulis: Panduan Nyaman Menulis CV, Proposal, Artikel dan Edit

Aku ingat pertama kali diminta menulis CV yang bukan sekadar daftar pekerjaan. Rasanya seperti diminta menceritakan hidup dalam satu lembar A4—sulit, tegang, tapi juga menantang. Setelah bertahun-tahun mengutak-atik kata, menolak kata yang berlebihan, dan belajar menerima bahwa revisi itu sahabat, aku kumpulkan beberapa kebiasaan dan trik yang sering kulewatkan ketika menulis CV, proposal, artikel, dan melakukan editing. Ini bukan teori kaku. Ini curahan pengalaman yang kadang lucu, kadang menyelamatkan proyek.

Mengapa kadang aku pakai jasa penulisan?

Ada malam-malam ketika ide mampet. Deadline menekan. Kepala pusing. Di situlah jasa penulisan konten jadi jawaban praktis. Bukan karena malas, tapi karena efisien. Mereka bisa menyusun kerangka, memberi headline yang menarik, dan membantu menjaga tone sesuai target audiens. Aku pernah mencoba beberapa layanan, dan salah satu yang membantu saat aku membutuhkan draf cepat adalah cemwritingservices. Mereka membantu memetakan ide agar aku tinggal mengerjakan bagian yang paling personal: suara dan pengalaman sendiri.

Tetapi ada syaratnya: jangan sepenuhnya menyerahkan jiwa tulisanmu. Gunakan jasa sebagai batu loncatan. Ambil struktur yang mereka berikan, lalu poles dengan cerita dan perspektifmu sendiri. Tulisan yang hanya hasil cut and paste bakal terasa datar. Orang membaca lebih dari fakta; mereka membaca emosi dan niatan. Itu yang harus kita jaga.

CV: Bagaimana membuatnya terasa seperti cerita, bukan daftar

CV ideal buatku adalah yang bisa dibaca dengan cepat, lalu meninggalkan kesan. Ringkas, fokus, dan jujur. Mulai dengan kalimat pembuka 1-2 baris yang menjelaskan siapa kamu dan tujuanmu sekarang. Jangan tulis “pekerja keras” tanpa bukti. Ganti dengan contoh singkat: “Memimpin tim lima orang, meningkatkan konversi 30% dalam enam bulan.” Langsung ke poin.

Gunakan bullet untuk pencapaian, bukan sekadar deskripsi tugas. Sesuaikan kata kunci dengan posisi yang dilamar. Dan kalau bisa, tambahkan satu kalimat personal di akhir: hobi atau nilai yang menunjukkan kamu cocok dengan budaya perusahaan. Itu yang sering membuat HR ingat padamu.

Proposal: Bukan hanya rangkuman, tapi janji yang meyakinkan

Proposal sering kali terjebak dalam format kering: latar, tujuan, metode. Aku belajar bahwa proposal yang baik harus memulai dari “mengapa” yang menyentuh. Jelaskan masalah seperti cerita singkat: siapa yang terdampak, seberapa besar, dan kenapa sekarang harus bertindak. Setelah itu, jelaskan solusimu dengan jelas, lalu tunjukkan manfaat konkret. Anggaran dan timeline perlu ringkas tapi realistis.

Tambahkan studi kasus atau bukti kecil bila ada. Bahkan testimonial singkat dari proyek sebelumnya bisa meningkatkan kepercayaan. Dan satu lagi: tutup dengan call-to-action yang ramah. Ajak berdiskusi, jangan cuma menunggu jawaban. Proposal yang memancing dialog lebih mungkin dibaca sampai akhir.

Menulis artikel dan seni mengeditnya sendiri

Menulis artikel buatku seperti ngobrol di kafe. Aku suka membuka dengan anekdot atau pertanyaan yang memancing rasa ingin tahu. Struktur: pembuka yang menarik, badan yang menjelaskan dengan contoh, lalu penutup yang mengajak pembaca melakukan sesuatu—bisa refleksi atau langkah praktis. Panjang paragraf harus bervariasi. Satu baris pendek sebagai punchline, lalu paragraf lebih panjang yang menjelaskan konteks.

Editing itu pekerjaan utama. Saat aku mengedit, aku selalu baca dua kali: pertama cari logika dan alur, kedua fokus pada bahasa dan ritme. Potong kata-kata yang menghalangi alur. Ganti kalimat panjang berbelit dengan yang lebih ringkas. Bacakan keras-keras—kalau tersendat saat baca, pembaca juga akan tersendat. Jangan takut memotong bagian favorit kalau memang tidak menambah nilai.

Terakhir, minta orang lain membaca. Mata luar sering menangkap ketidaksesuaian yang kita lewatkan karena sudah terlalu dekat dengan teks. Kritik yang konstruktif itu emas—ambil yang berguna, buang sisanya.

Aku tidak menyangka menulis akan menjadi pekerjaan yang penuh revisi dan tantangan emosional. Tapi juga tak kusangka, bagaimana kata-kata bisa membuka pintu; dari CV yang tepat, proposal yang meyakinkan, sampai artikel yang menyentuh. Kalau kamu sedang di persimpangan: mulai saja. Tulis draf, kirim ke teman, atau pakai jasa ketika perlu. Yang penting, jangan berhenti memperbaiki. Sama seperti hidup, tulisan kita akan lebih baik setelah beberapa kali direvisi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *